NIM :
156148
KELAS :
BINA 2015 B/ 202
RESUM PROSES MORFOLOGI
(AFIKSASI) PEMBENTUKAN VERBA
1. PROSES MORFOLOGI
Morfologis adalah bagian dari kajian morfologi, yakni ilmu
yang mempelajari mengenai bentuk kaidah bahasa. Adapun proses morfologis adalah
proses pembentukan kata-kata dari kesatuan yang lain yang merupakan bentuk
dasarnya ( Ramlan: 1979). Sedangkan
menurut (Cahyono,
1995: 145) Proses
morfologis dapat dikatakan sebagai proses pembentukan kata dengan menghubungkan
morfem yang satu dengan morfem yang lain yang merupakan bentuk dasar. Dan
menurut (Abdul Chaer, 2008:
25) Proses
Morfologi pada dasarnya adalah proses pembentukan kata dari sebuah bentuk dasar
melalui pembubuhan afiks (dalam proses afiksasi), pengulangan (dalam proses
reduplikasi), penggabungan (dalam proses komposisi). Kemudian menurut Proses morfologis ialah cara pembentukan
kata-kata dengan menghubungkan morfem yang satu dengan morfem yang lain (Samsuri, 1987: 190). Lalu menurut Sudaryanto
(1992: 15)
menjelaskan bahwa proses morfologis merupakan proses pengubahan kata dengancara
yang teratur atau keteraturan cara pengubahan dengan alat yang sama, menimbulkan
komponen maknawi baru pada kata hasil pengubahan, kata baru yang dihasilkan
bersifat polimorfemis. Jadi dapat disimpulkan bahwa proses morfologi ialah proses
pembentukan kata-kata dimana kata tersebut akan menjadi bentuk kata yang lebih
besar/kompleks dengan melalui berbagai proses morfologi.
Dalam
Proses Morfologi melibatkan beberapa komponen yaitu :
a)
Afiksasi
Menurut (Richards, 1992) Afiksasi merupakan unsur yang ditempelkan dalam
pembentukan kata dan dalam linguistik afiksasi bukan merupakan pokok kata
melainkan pembentukan pokok kata yang baru. Sehingga para ahli bahasa
merumuskan bahwa, afiks merupakan bentuk terikat yang dapat ditambahkan pada
awal, akhir maupun tengah kata. Sedangkan menurut A.
Chaer (2008:106 ) afiksasi
adalah salah satu proses dalam pembentukan kata turunan baik berkategori verba,
berkategori nomina maupun berkategori ajektiva. Berdasarkan uraian diatas dapat
disimpulkan bahwa afiksasi adalah penggabungan antara morfem-morfem untuk membentuk
kata baru dan menghasilkan makna gramatikal yang baru yaitu dengan menempelkan
atau menambahkan unsur selainnya.
Ada
tiga proses pembentukan di dalam afiksasi yaitu :
§ Pembentukan Verba
Afiksasi adalah salah satu proses dalam
pembentukan kata turunan baik berkategori verba, berkategori nomina maupun yang
berkategori ajektiva.
Afiks-afiks
pembentuk verba adalah :
1)
Verba berprefiks ber-
NO
|
PEMBENTUKAN VERBA PREFIKS BER-
|
PENJELASAN
|
CONTOH
|
1
|
Morfem dasar terikat
|
Bentuk dasar yang berupa morfem dasar
terikat
|
berkelahi, bertempur, berjuang, dan
bertikai
|
2
|
Morfem dasar bebas
|
Bentuk dasar berupa morfem dasar bebas
|
beternak, bekerja, bernyanyi dan berladang
|
3
|
Bentuk turunan berafiks
|
Bentuk yang morfem dasarnya ditambahkan
imbuhan ber-, sehingga menjadi bentuk morfem yang baru.
|
berpakaian, berkekuatan, berkebangsaan
|
4
|
Bentuk turunan reduplikasi
|
Bentuk yang morfem dasarnya mengalami
pengulangan dan mendapatkan imbuhan ber-.
|
berlari-lari, berkeluh-kesah, dan berilmu
pengetahuan
|
5
|
Bentuk turunan komposisi
|
Bentuk dasarnya terdiri dari 2 morfem yang
berbeda yang memiliki keterkaitan yang kemudian ditambahkan imbuhan ber-.
Sehingga menjadi bentuk morfem baru.
|
berjual beli, bertemu muka, dan bergunung
api
|
Ada 11 macam verba berprefiks ber- yang memiliki makna
gramatikal yaitu :
NO
|
Verba Berprefiks Ber- Yang Memiliki Makna
Gramatikal
|
Penjelasan
|
Contoh
|
1
|
Verba berprefiks ber- memiliki makna
gramatikal ‘mempunyai (dasar)’ atau ‘ada (dasar)nya’
|
Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen
makna (+benda), (+umum), (+milik) dan atau (+bagian)
|
berayah
‘mempunyai ayah
bermesin
‘ ada mesinnya’
|
2
|
Verba berprefiks ber- memiliki makna
gramatikal ‘memakai’ atau ‘mengenakan’
|
Apabila bentuk dasarnya mempunyai komponen
makna (+pakaian), atau (+perhiasan)
|
berpita
‘memakai pita’
berbedak
‘memakai bedak’
|
3
|
Verba berprefiks ber- memiliki makna
gramatikal ‘mengendarai’, menumpang’ atau ‘naik’
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen
makna (+kendaraan)
|
berkuda ‘naik kuda’
bersepeda ‘mengendarai sepeda’
|
4
|
Verba berprefiks ber- memiliki makna
gramatikal ‘berisi’ atau ‘mengandung’
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen
makna (+benda), (+dalaman), atau (+kandungan)
|
beracun
‘mengandung racun’
berair
‘berisi air’
|
5
|
Verba berprefiks ber- memiliki makna
gramatikal ‘mengeluarkan’ atau ‘menghasilkan’
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen
makna (+benda), (+hasil) atau (+keluar)
|
bertelur ‘mengeluarkan telur’
berproduksi ‘menghasilkan produksi’
|
6
|
Verba berprefiks ber- memiliki makna
gramatikal ‘mengusahakan’ atau ‘mengupayakan’
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen
makna (+bidang usaha)
|
berladang ‘mengusahakan ladang’
bersawah ‘mengerjakan sawah’
|
7
|
Verba berprefiks ber- memiliki makna gramatikal
‘melakukan kegiatan’
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen makna
(+benda), dan (+kegiatan)
|
berdebat ‘melakukan debat’
bersenam ‘melakukan senam’
|
8
|
Verba berprefiks ber- memiliki makna
gramatikal ‘mengalami’ atau ‘berada dalam keadaan’
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen
makna (+perasaan batin)
|
bergembira ‘dalam keadaan gembira’
bermuram durja ‘dalam keadaan muram durja’
|
9
|
Verba berprefiks ber- memiliki makna
gramatikal ‘menyebut’ atau ‘menyapa’
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen
makna (+kerabat), dan (+sapaan)
|
berkakak
‘menyebut kakak’
beradik
‘memanggil adik’
|
10
|
Verba berprefiks ber- memiliki makna
gramatikal ‘kumpulan’ atau ‘kelompok’
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen
makna (+jumlah), atau (+hitungan)
|
berdua ‘kumpula dari dua orang’
bertujuh ‘kumpulan dari tujuh orang’
|
11
|
Verba berprefiks ber- memiliki makna
gramatikal ‘memberi’
|
Apabila bentuk dasarnya memiliki komponen
makna (+benda), dan (+berian)
|
bersedekah ‘memberi sedekah’
berkhotbah ‘memberi khotbah’
|
2)
Verba konfiks dan klofiks ber-an
Pertama yang berupa konfiks artinya prefiks ber- dan sufiks –an itu
diimbuhkan secara bersamaan sekaligus pada sebuah bentuk dasar. Kedua yang
berupa klofiks artinya prefiks ber- dan sufiks –an itu tidak diimbuhkan secara
bersamaan pada sebuah dasar. Dalam hal ini pada bentuk dasar mula-mula
diimbuhkan sufiks –an baru kemudian diimbuhkan lagi prefiks ber-.
Ada 3 macam verba
bekonfiks ber-an yang memiliki makna gramatikal yaitu :
NO
|
Verba Bekonfiks
Ber-An
|
Penjelasan
|
Contoh
|
1
|
Verba
berkonfiks ber-an memiliki makna gramatikal ‘banyak serta tidak teratur’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan), (+sasaran) dan (+gerak)
|
berlarian
‘banyak yang berlari dan tidak teratur’
berlompatan
‘banyak yang lompat dan tidak teratur’
|
2
|
Verba
berkonfiks ber-an memiliki makna gramatikal ‘saling’ atau ‘berbalasan’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan), (+sasaran) dan (+gerak)
|
bermusuhan
‘saling memusuhi’
bersentuhan
‘saling bersentuhan’
|
3
|
Verba
berkonfiks ber-an memiliki makna gramatikal ‘saling berada di’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+benda), (+letak) dan (+tempat)
|
berhadapan
‘saling berada di hadapan’
berseberangan
‘saling berada di seberang’
|
3)
Verba Klofiks ber-kan
Verba
berklofiks ber-kan dibentuk dengan proses, mula-mula pada bentuk dasar
diimbuhkan prefiks ber-, lalu diimbuhkan pula sufiks –kan. Misalnya pada dasar senjata diimbuhkan prefiks ber- menjadi bersenjata. Lalu diimbuhkan lagi dengan
sufiks –kan menjadi bersenjatakan.Contoh lainnya :
beristrikan
bermodalkan
bersuamikan
beralaskan
bermenantukan
berdasarkan
bercorakkan
|
berlandaskan
bermodalkan
bertuhankan
berdindingkan
berbantalkan
berlaukkan
bermotifkan
|
4)
Verba bersufiks –kan
Dalam
prosesnya, sufiks –kan bila diimbuhkan pada dasar yang memiliki komponen makna
(+tindakan) dan (+sasaran) akan membentuk verba bitransitif yaitu verba yang
berobjek dua.
Ada 5 macam verba
bersufiks -kan yang memiliki makna gramatikal yaitu :
NO
|
Verba Bersufiks -Kan
|
Penjelasan
|
Contoh
|
1
|
Verba
bersufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+keadaan) atau (+sifat khas)
|
satukan artinya ‘jadikan satu’
tenangkan artinya ‘jadikan tenang’
|
2
|
Verba
bersufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan berada di’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tempat) atau (+arah)
|
daratkan artinya ‘jadikan berada di darat’
tempatkan artinya ‘jadikan berada di
tempat’
|
3
|
Verba
bersufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan untuk orang lain’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran)
|
ambilkan artinya
‘ lakukan ambil untuk (orang lain)
bawakan artinya ‘lakukan bawa untuk (orang
lain)
|
4
|
Verba
bersufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan akan’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan) dan (*sasaran)
|
lemparkan artinya ‘lakukan lempar akan’
kabulkan artinya ‘lakukan kabul akan’
|
5
|
Verba
bersufiks –kan memiliki makna gramatikal ‘bawa masuk ke’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+ruang)
|
asramakan artinya ‘bawa masuk ke asrama’
gudangkan artinya ‘bawa masuk ke gudang’
|
5)
Verba bersufiks –i
Verba
bersufiks –i adalah verba transitif yang berlaku juga sebagai pangkal (stem)
dalam pembentukan verba inflektif.
Ada 6 macam verba
bersufiks -i yang memiliki makna gramatikal yaitu :
NO
|
Verba Bersufiks
-i
|
Penjelasan
|
Contoh
|
1
|
Verba
bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘berulang kali’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran)
|
tendangi
artinya ‘pekerjaan tending dilakukan berulang kali’
potongi
artinya ‘pekerjaan potong dilakukan berulang kali’
|
2
|
Verba
bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘tempat’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tempat)
|
duduki
artinya ‘duduk di …’
lewati
artinya ‘lakukan lewati di …’
|
3
|
Verba
bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘merasa sesuatu pada’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+sikap batin) atau (+emosi)
|
kasihi
artinya ‘merasa kasih pada’
takuti
artinya merasa takut pada’
|
4
|
Verba
bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘memberi’ atau membubuhi
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+bahan berian)
|
garami
artinya ‘beri garam pada’
airi
artinya ‘beri air pada’
|
5
|
Verba
bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘jadikan’ atau sebabkan
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+keadaan) atau (+sifat)
|
lengkapi
artinya ‘jadikan lengkap’
dekati
artinya ‘jadikan dekat’
|
6
|
Verba
bersufiks –i memiliki makna gramatikal ‘lakukan pada’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+tempat)
|
tanggapi
artinya ‘lakukan tanggap pada’
tulisi
artinya ‘lakukan tulis pada’
|
6)
Verba berprefiks per-
Verba berprefiks per- adalah verba yang bisa
menjadi pangkal dalam pembentukan verba inflektif.
Ada 3 macam verba
berprefiks per- yang memiliki makna gramatikal yaitu :
NO
|
Verba Berprefiks
Per-
|
Penjelasan
|
Contoh
|
1
|
Verba
berprefiks per- memiliki makna gramatikal ‘jadikan lebih’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+keadaan) atau (+situasi)
|
perlebar
artinya ‘jadikan lebih lebar’
percepat
artinya ‘jadikan lebih cepat’
|
2
|
Verba
berprefiks per- memiliki makna gramatikal ‘anggap sebagai’ atau ‘jadikan’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+sifat)
|
peranak
artinya ‘jadikan anak’
perteman
artinya ‘jadikan teman’
|
3
|
Verba
berprefiks per- memiliki makna gramatikal ‘bagi’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+jumlah) atau (+bilangan)
|
perdelapan
artinya ‘bagi delapan’
perseribu
artinya ‘bagi seribu’
|
7)
Verba berkonfiks per-kan
Verba
berkonfiks pe-kan adalah verba yang bisa menjadi pangkal dalam pembentukan
verba inflektif (berprefiks me-, berprefiks di- atau berprefiks ter-)
Ada 4 macam verba
berkonfiks per-kan yang memiliki makna gramatikal yaitu :
NO
|
Verba Berkonfiks
Per-kan
|
Penjelasan
|
Contoh
|
1
|
Verba
berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan bahan per-an’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+kegiatan)
|
pertanyakan
artinya ‘jadikan bahan pertanyaan’
perdebatkan
artinya jadikan bahan perdebatan’
|
2
|
Verba
berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal ‘lakukan supaya (dasar)’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+keadaan)
|
persamakan
artinya ‘lakukan supaya sama’
pertegaskan
artinya ‘lakukan supaya tegas’
|
3
|
Verba
berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan me-’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+tindakan)
|
perlihatkan
artinya ‘jadikan (orang lain) melihat’
|
4
|
Verba
berkonfiks per-kan memiliki makna gramatikal ‘jadikan ber-’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen makna (+kejadian)
|
pergunakan
artinya ‘jadikan berguna’
|
8)
Verba berkonfiks per-i
Verba
berkonfiks per-i adalah verba yang dapat menjadi pangkal dalam pembentukan
inflektif (berprefiks me- inflektif, di- inflektif atau ter- inflektif)
Ada 2 macam verba
berkonfiks per-i yang memiliki makna gramatikal yaitu :
NO
|
Verba Berkonfiks Per-i
|
Penjelasan
|
Contoh
|
1
|
Verba berkonfiks Per-i memiliki makna
gramatikal ‘lakukan supaya jadi’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen maka (+keadaan)
|
perbaiki artinya ‘lakukan supaya jadi baik’
permalui artinya ‘lakukan supaya jadi malu
|
2
|
Verba berkonfiks Per-i memiliki makna
gramatikal ‘lakukan (dasar) pada objeknya’
|
Apabila
bentuk dasarnya memiliki komponen maka (+tindakan) dan (+lokasi)
|
persetujui artinya ‘lakukan setuju pada
objeknya’
pergauli artinya ‘lakukan gaul pada
objeknya’
|
9)
Verba berprefiks me-
Verba berprefiks me- dapat berbentuk me-,
mem-, men-, meny-, meng-, dan menge.
Verba berprefiks me- dibagi menjadi 2 yaitu :
Ø Verba berprefiks
me- inflektif yaitu bentuk dasar atau pangkal verba
berprefiks me- inflektif memiliki komponen makna (+tindakan) dan (+sasaran).
Membaca
Melupakan
Merestui
Memperpanjang
Mempergunakan
mempergauli
|
Menulis
Menidurkan
Menodai
Mempersingkat
Memperdayakan
mempertakuti
|
Ø Verba berprefiks
me- derivatif yang memiliki makna secara gramatikal.
Makan
Minum
Mengisap
Menjadi
Menuju
Memperingati
|
10)
Verba berprefiks di-
Ada 2 macam Verba berprefiks di- yaitu :
Ø Verba berprefiks
di- inflektif adalah verba pasif. Tindakan dari verba
berprefiks me- inflektif, maka makna gramatikalnya adalah kebalikan dari bentuk
aktif verba berprefiks me- inflektif.
Makan
Minum
Mengisap
Menjadi
Menuju
Memperingati
|
Ø Verba berprefiks
di- derivatif adalah verba aktif. Contohnya adalah kata dimaksud,
yang lain tidak ada.
11)
Verba berprefiks ter-
Ada 2 macama verba berprefiks ter- yaitu :
Ø Verba berprefiks
ter- inflektif adalah verba pasif keadaan dari verba
berprefiks me- inflektif. Makna gramatika verba berprefiks ter- inflektif ,
selain sebagai kebalikan pasif keadaan dari verba berprefiks me- inflektif yang
juga memiliki makna gramatikal.
dapat
/ sanggup
tidak
sengaja
sudah
terjadi
|
Ø Verba berprefiks
ter- derivatif adalah memiliki makna gramatikal
paling
dalam keadaan
terjadi dengan tiba-tiba
|
12)
Verba berprefiks ke-
Verba
berprefiks ber- digunakan dalam bahasa ragam tidak baku. Fungsi makna
gramatikalnya sepadan dengan verba berprefiks ter- .
kebaca
ketipu
ketabrak
kebawa
ketangkap
|
sepadan
dengan
|
terbaca
tertipu
tertabrak
terbawa
tertangkap
|
13)
Verba berkonfiks ke-an
Verba
berkonfiks ke-an termasuk verba pasif yang tidak dapat dikembalikan ke daam
verba aktif seperti verba pasif di- dan verba pasif ter-.
Ada 2 macam verba berkonfiks ke-an yaitu :
NO
|
Verba Berkonfiks ke-an
|
Penjelasan
|
Contoh
|
1
|
Verba berkonfiks ke-an
|
memiliki
makna gramatikal ‘terkena, menderita, mengalami (dasar)’ apabila bentuk
dasarnya memiliki komponen makna (+peristiwa alam) atau (+hal yang tidak
enak)
|
kebanjiran artinya ‘terkena banjir’
kebakaran artinya menderita bakar’
|
2
|
Verba berkonfiks ke-an
|
memiliki
makna gramatikal ‘agak (dasar)’ apabila bentuk dasarnya memiliki komponen
makna (+warna)
|
kemerahan artinya ‘agak merah’
kekuningan artinya ‘agak kuning’
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar